Lunturnya Sebuah Kepribadian Bangsa
Lunturnya Sebuah Kepribadian Bangsa
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang besar di dunia. Dimana
masyarakatnya mempunyai sifat ramah-tamah, berbudaya luhur ,serta memiliki
kekayaan alam yang sangat berlimpah sehingga disebut sebagai “Zamrud Katulistiwa”.
Kehidupan yang tenang, saling tolong menolong sudah menjadi bagian sehari-hari
masyarakat di bumi pertiwi. Tapi semakin lambat laun semua itu hanya seperti
dongeng belaka. Indonesia yang dulu dikenal mempunyai masyarakat yang
ramah-tamah namun semua itu sekarang seperti omong kosong belaka. Akhir-akhir
ini saat kita melihat atau mendengar berita-berita di televisi, koran, majalah
banyak sekali tentang berita buruk tentang hal-hal di masyarakat Indonesia.
Dekadensi moral mulai menggerogoti sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia.
Sebagai bangsa Indonesia nyaris kehilangan jati dirinya. Disetiap saat sering
terdengar tentang adanya korupsi yang dilakukan baik oleh para Eksekutif ,
Legislatif maupun Yudikatif. Korupsi bagaikan virus yang menyebar ke semua
sektor kehidupan, sehingga kesejahteraan semakin menjauh dari rakyat. Banyak
para koruptor yang sesuka hati mengambil yang memang bukan haknya yang berimbah
kepada sekelilinya misalnya korupsi dalam sekeliling pejabat di Indonesia, para
pejabat seenaknya memakai dan mengambil yang memang bukan haknya sehingga para
masyarakat terkena imbasnya mereka yang seharusnya mendapat hak mereka malah tidak mendapatkan hak mereka seutuhnya.
Sekarang imbasnya pula masyarakat Indonesia banyak yang bernasib buruk,banyak
pula yang terlantar, fasilitas untuk menunjang kehidupan mereka malah tidak
tercukupi malah terabaikan begitu saja, begitu mirisnya kesejahteraan
masyarakat di Indonesi akibat para koruptor tersebut yang hanya memikirkan
kehidupannya untuk mencukupi kehidupan mereka tersendiri tanpa melihat kondisi
masyarakat di Indonesia yang harusnya bisa sejahtera kehidupannya, sehingga
kesejahtraan para masyarakat Indonesia semakin menjauh dari masyarakat.
Bangsa Indonesia yang dikenal
santun, tiba-tiba masyarakatnya lebih suka dengan kekerasan. Masyarakat sanagt
mudah tersulut emosinya, mudah terprovokasi, sehingga diantara mereka saling
serang, saling baku hantam bahkan saling membunuh diantara sesamanya.
Introkransi terjadi dimana-mana. Masyarakat sudah tidak lagi peduli antar
sesamanya. Yang lebih mengherankan lagi prilaku para pelajarnya, par pelajar ebagai
generasi penerus bangsa seharusnya giat dalam belajar, tekun belajar itulah
seharusnya yang dilakukan para pelajar bangsa Indonesia. Namun par pelajar
lebih asyik dengan tawurannya bukan asyik dengan kegiatan belajar untuk
menunjang masadepan mereka.
Negeri yang dulunya dikenal dengan
keberadabannya, dengan ramah tamah dan saling gotong-royongnya lambat laun
berubah menjadi negeri yang “Individualistis dan Matrealistis”. Setiap orang
senantiasa mengejar pundi-pundi kekayaannya tersendiri, saling memikirnya
kemauannya tersendiri tanpa memandang hal lainnya. Para orangtua hanya mengejar
materi untuk kebutuhan anak-anaknya, sedangkan rasa kasih sayangnya terhdap
anak mereka lupakan. Kepedulian atau kepekaan sosial diantara mereka mulai
luntur. Setiap orang berlomba-lomba untuk
mengejar materi atau pundi-pundi emas mereka tersendiri agar kebutuhan
hidup mereka amat tercukupi. Nilai-nilai kepribadian mulai luntur,
gotong-royong antar sesama masyarakat mulai memudar bahkan sudah hilang dikalangan
masyarakat karena dari mereka sendiri banyak yang hanya memikirkan hidupnya
mereka sendiri tanpa memikirkan masyarakat antar sesama atau disekeliling
mereka. Kebiasaan itu sendiri telah ditinggalkan oleh mereka. Bangsa Indonesia
berjalan seolah “tanpa dasar tanpa pedoman, tanpa landasan dan tanpa arah. Ada
apa dengan bangsa Indonesia ini?”
Menoleh kebelakang para “Founding
Fathers” telah merumuskan pedoman, landasan hidup bagi bangsa Indonesia, yaitu
“Pancasila”. Di dlam pancasila mengandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan musyawarah atau gotong-royong dan keadilan. Tapi nilai-nilai itu
mulai terlupakan. Pancasila bukanlah barang antic yang dijadikan hiasan atau
sebuah pajangan. Pancasila adalah dasar Negara pedoman yang melandasi semua
aspek kehidupan, nilai-nilai pancasila hendaknya kembali diterapkan dan
diamalkan baik dilingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dalam pelaksanaan
berbangsa dan bernegara. Wahai anak bangsa ayo bangunkan sang Garuda , agar
menancapkan nilai-nilai dalam setiap sendi kehidupan bangsa Indonesia, sehingga
bangsa Indonesia kembali disegani dalam pencaturan dunia. Bangsa Indonesia
dapat mewujudkan cita-citanya sebagai bangsa Indonesia yang “Gemah ripah loh
jinawi”, tata tentrem kertararaharja” bangkitlah Garudaku, jayalah bangsaku!.
The 14 Best Casinos in Las Vegas - Mapyro
BalasHapusA map showing casinos and other gaming facilities located near The 14 Best Casinos 상주 출장안마 in Las Vegas, 전주 출장안마 Nevada, 오산 출장샵 Casino: The 14 제주도 출장안마 Best 성남 출장샵 Casino in Las Vegas.