Toto Chan
RESENSI TOTO CHAN
ditulis oleh : Diana Herlianita
Sebuah buku yang
menceritakan perjalanan seorang anak kecil perempuan yang bernama toto chan,
yang sikap dan perilakunya jauh diluar kebiasaan anak-anak kecil yang lainnnya.
Bahkan beberapa guru disekolah yang sempat ditempatinya menyerah akan sikap
gadis mungil ini.
Sehingga toto chan harus
pindah sekolah.
Di Suatu sekolah yang
unik, yang kini jadi jadi tempatnya belajar dan mempelajari berbagai hal,
sebuah sekolah yang unik karena sekolah ini kelas-kelasnya terbuat dari
gerbong-gerbong kereta api yang sudah tidak terpakai. Melihat kelas yang unik
ini totochan sudah jatuh hati pada sekolah itu, ditunjang dengan kepala seklah
dan guru-guru yang memahami karakter semua murid disekolah tersebut. Alhasil
disekolah itulah yang menjadi tempat sekaligus markas toto chan. Banyak hal
yang ia pelajari disana, anak yang terlihat aneh dimata orang lain bahkan
dianggap istimewa disekolah ini, dengan kata lain mereka diajarkan dengan
metode pembelajaran yang unik yang diterapkan disekolah tersebut.
Seperti yang kita ketahui
sekarang, bahwa setiap sekolah pasti menjadwalkan setiap mata pelajaran yang
akan dipelajari setiap harinya, namun berbeda dengan sekolah ini murid-murid
dibebaskan untuk memilih sendiri apa yang ingin mereka pelajari, sehingga
mereka mempelajari pelajaran tersebut dengan kemauan tersendiri tanpa paksaan,
namun tetap dalam pengawasan sang guru walau sangat kasat. Pelajaran yang
diajarkan sekalipun tidak berbatas tempat, terkadang saat murid sedang
jalan-jalan bersama gurunya dapat dijadikan bahan ajaran oleh sang guru.
Dari sini yang dapat kita
pelajari bahwa metode pembelajaran tidak hanya terpaku pada satu metode saja.
Sebagai calon pendidik khususnya, saya sarankan untuk membaca buku ini, banyak
hal yang dapat kita pelajari melaluinya. Bagaimana memahami karakter seorang
anak, memahami bahwa cara belajar disetiap anak sangat unik dan tidak sama.
Bagaimana menyikapi seorang murid (menjadi ibu/bapak, kakak, adik, bahkan
teman) sehingga kita dapat memahami mereka tidak dari sudut pandang yang kita
pakai, namun juga dari sudut pandang yang mereka pakai.
Komentar
Posting Komentar